SELAMAT DATANG DI KABAR MAHASISWA PAPUA

Breaking News

YUNUS GOBAI DAN PERJUANGANNYA

Penulis :Nato Gobai
Dok foto rowayat pendidikan  Yunus E. Gobai

Jayapura PAPUAPOS.com| Riwayat  Yunus Gobai atau biasa diundang Eki oleh orang-orang yang bertemu dengannya memiliki hobi membaca buku dan bermain Volly. Ia lahir di Kampung Biamoma, Kabupaten Paniai pada tanggal 24 Juni 1993 dari pasangan Ernes Gobai dan Alm. Yustina Kadepa.

Eki memiliki tujuh saudara kandung seorang pertam bernama Marci Gobai dan kedua Ancela Gobai kedunya yang telah menikah dan sekarang tinggal bersama di Timika. Ia juga memiliki kaka laki-laki bernama Marinus Gobai dan tiga perempuan namanya Apolina Gobai, Bernadeta Gobai dan Sisilia Gobai telah meninggal dunia.

Ia pertama kali masuk sekolah pada tahun 1998 - 2005 di SD YPPK St. Antonius Biamoma. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMPN 1 Kebo dari tahun 2005-2008. kemudian melanjutkan SMP YPPGI AB-Tinal Timika dan melanjutkan sekolah lagi ke SMK Petra Timika di SMK ini dia mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Tim Bola Volly dan juga aktif dalam Ikatan Pelajar 7 Suku.  Bahkan ia pun menjabat sebagai wakil ketua Osis di sekolahnya.

Pemuda berwajah tampan ini adalah anggota tim Volly SMK Petra Timika dan beberapa kali menjuarai kejuaraan lalu bola Volly baik itu kejuaraan antar sekolah maupun umum.  Diantaranya: Juara I Piala Hut Kabupaten Mimika 2010, juara II Volly Lanud Cup 2011, juara pertama Antar Sekolah 2010 dan lain sebagainya.

Dia memiliki cita-cita dalam beberapa tahun mendatang dapat melanjutkan Perguruan Tinggi, semasa SMK membawa harum nama baik Sekolanya. Pemain yang berposisi sebagai trouser ini juga memiliki cita-cita untuk memberangkatkan setelah lulus ujuan SMK. Ia pun mendengar kabar menyedikan orang tuanya sedang merawatnya sakit parah sehingga kembali ke kampung melihat mama dungnya. Ternyata dua hari kemudian mamanya di panggil Maha Sang Pancipta pada tahun 2012. Latarbelakan Pendidikan semasa SD,SMP dan SMK ia mengalami penderitaan "Mata Rabun" semasa itu. Tapi
Ia pun niat dan kemauan yang tinggi untuk melanjutkan kuliah. Ia bersama keluarganya setelah memutuskan kuliah di luar Papua di kota Bogor, Jawa Barat.

Pada Tahun 2012 dari kampung Geitogo, Ia bersama kakanya Marinus Gobai berangkat menuju kota studi yang di sepakati. Mereka dua membawah uang sebesar Rp. 5.200.000- (Lima Juta Dua Ratus) uang itu termasuk, biaya transportasi dari Enarotali ke Nabire dan Jayapura ke Jakarta dan uang kuliah.

Kurang, lebih satu Minggu mereka dua dalam perjalanan. Setelah tibanya di Kota Bogor. Ia berjumpa pertama kali dengan kaka-kaka Senior di kontrakan alamatnya di Ciawi Bogor ia pun belum mengenal dan baru adaptasi diareal itu.

Pengalaman Masa Kuliah

Berawal setelah saya lulus dari SMK Petra Timika tahun 2012. Ia melanjutkan untuk mendaftar masuk ke perguruan tinggi. Semula ia ingin masuk di Universitas terbesaar pada saat itu masuk perguruan tinggi, karena cita-cita ia ingin memilih Jurusan HI. Tapi kakanya pun kondisinya dipersulitkan dari pihak kampus. Persoalan utama yang dialami kakanya adalah ia pun pertama kali Pimpin Aksi: "Protes pelanggaran HAM di Papua" ini mengakibatkan persempit ruang gerak yang dialami kakaknya pada waktu itu.

Akhirnya ia yang bernama Yunus Gobai
Pada tanggal 24 Agustus 2012 memutuskan mendaftar di salah satu kampus di Bogor dan mengikuti tes,
saya akhirnya diterima di Jurusan Teknik Informatika di Kampus STMIK Pranata Indonesia. Karena Universitas lainnya hanya pendaftaran saja kena biaya sebesar 15.000.000,- [Lima Belas Juta] akhirnya dia tidak mendaftar. Kendalanya yaitu dalam pembayaran registrasi, pada saat itu orang tua dia belum punya uang. Maka dari situ dia memutuskan kuliah di biaya yang murah Rp. 1.500.000,- [Satu Juta Lima Ratus]

Karena Ia ingin mencari suasana pergaulan yang baru disini dan dia ingin pula merasakan jadi anak kost. Pada akhirnya kakaknya pun setuju jika dia kuliah di kampus yang murah.

Pertama kali dia masuk kuliah sangat takut, binggung sekali karena dia tidak ada teman untuk diajak ngobrol dan teman yang lain sibuk dengan temannya. Entah kenapa hatiku sedih dan kenapa dia tidak seperti mereka yang memiliki banyak teman, apa dia salah kalau ingin seperti mereka dan bisa berbagi cerita tentang pengalaman. Hari pertama masuk kuliah tidak ada kesan yang menarik bagi dia pokoknya buat dia biasa saja hari pertama itu tidak ada yang menarik yang dia alami hari itu.

Hari kedua sangat berbeda dengan hari pertama, tiba-tiba disitu ada seorang teman yang minta kenalan sama dia dan dia pun senang sekali, akhirnya dia mempunyai teman juga tapi lama kelamaan pertemanan itu mengalir saja dengan keakraban. Disitu kita cerita tentang kesan hari pertama masuk kuliah.

Masuk kuliah memang harus butuh kesabaran dan harus menahan emosi supaya tidak terjadi permusuhan. Tapi namanya kuliah pasti ada enaknya dan ada Tidaknya. Seperti yang enaknya kalau kuliah kita bisa banyak teman dan bisa berbagi cerita tapi kalau tidak seperti hari pertama masuk kuliah kita jalan sendirian kaya orang kebingungan tidak mempunyai teman yang bisa diajak ngobrol. Tapikan itu sudah berlalu dan bersifat sementara.  Selanjutnya hari kedua ini kesan yang menyenangkan buat dia bisa bertemu dengan teman-taman yang bisa saling pengertian itu lebih dari cukup buat dia.

Awal masuk kuliah ini bisa juga disebut sebagai masa-masa transisi, yaitu dimana perubahan dari masa sekolah ke kuliah perlu dilakukan penyesuaian diri. Biasanya di sekolah memakai pakaian seragam, sekarang memakai pakaian bebas tetapi tetap menjaga kesopanan dalam berpakaian. Dahulu jaman sekolah disebut siswa, kini disebutnya mahasiswa. Begitu juga dengan pengajarnya yang biasanya dia panggil beliau dengan sebutan guru, tetapi sekarang dia memanggilnya dosen.

Kesan pertama saat diajar oleh dosen, beliau terlihat lebih santai dalam memberikan materi tidak sama seperti guru sewaktu jaman dia sekolah dahulu. Tetapi tetap saja tugas yang diberikan dosen sama seperti jaman dia sekolah, yaitu tugas individu atau tugas kelompok yang harus dikumpulin tepat waktu.

Kesan kedua saat aktif kuliah, hampir satu tahun kakanya memberikan uang Jajahan tiap hari 1000 (sepuluh ribu rupiah) untuk biaya transportasi, pulang pergi tiga kali naik angkutan. Dia kuliah lima tahun di Bogor.

Pada tanggal 23 Desember 2015, kakanya Marìnus Gobai mendaptkan gelar sarjananya. Kemudian, pada tanggal 23 Desember 2017 adiknya Yunus Gobai mendapatkan gelar sarjananya. "Genaplah janji kabar gembira yang disampaikan Tuhan sejak tahun 1950an, sejak Ayahku masih Kecil. Waktu kami kecil Ayahku bercerita bahwa suatu waktu saya akan berangkat ke Bandung wilayah daerah suku bangsa orang Sunda, kemudian akan kembali ke Kampung halaman. Meski beliau tidak berangkat ke daerah Sunda itu penggenapan sudah nyata melalui kedua anaknya, syukur bagimu Tuhan. Tuhan berikan, tanda" alami melalui orang tua. Orang tua wakil Allah di bumi ini.

Pengalaman Organisasi Waktu Kuliah

Saya lontarkan pertanyaanb kepada seniorku Marinus Gobai, pertanyaanya begini' Organisasi apa saja yang ada? Lalu dia menjelaskan, ada National Papua Solidarity, Aliansi Mahasiswa Papua, Ikatan Mahasiswa Papua, Ipmanapandode, Ipmapuja dan Korwil Paniai.

Dia menjelaskan, semua fungsi dan tugas kerjanya sekaligus memberikan motivasi. Akhir pembicaraanya. Saya bersumpa dan berjanji didepan Seniorku bahwa" Saya akan mengambil bagaian dan akan menjabat ketua umum di organisasi yang dipaparkan. Target dan komitmen selama lima tahun saya berada di kota Bogor. Ternyata sudah terwujud dan terlaksana.

Aliansi Mahasiswa Papua (Bendahara), National Papua Solidarity (Anggota), Ikatan Mahasiswa Papua (Ketua Umum), Ipmanapandode Bogor (Ketua Umum), Korwil Paniai (ketua), anggota Ipmapera dan pencetus IPMAMI Bogor serta Kader PMKRI Cabang Bogor sedangkan, organisasi di kampus adalah UKM BASKET, UKMKI dan Senat saya di UKM BASKET DAN DI UKMKI masih sebagai anggota sedangkan di pengurus Senat saya menjabat sebagai Sekertaris.

Sedangkan, selama saya aktif dalam Organisasi disana, banyak cerita dan keunikan yang saya Alami. Contoh rilnya Yunus Gobai menjadi ketua "IMAPA" Program kerja yang pernah adalah ' AKSI BERBAGI KASIH" dan menyuarahkan Aspirasi Orang Asli Papua serta melawan atas penindasan yang terus kencan di Papua dan di waktu AMP" Aksi Palang Jokowi di Istana Negara Bogor, Setiap Agenda Nasional turun aksi dan banyak kisah yang saya tinggalkan di Bogor.

Calong DPRD Paniai

Saya menyatakan sikap untuk mencalonkan
diri calong DPRD Kabupaten Paniai melalui Partai Amanat Nasional. Partai PAN hadir di zaman reformasi sampai dengan zaman otsus. Partai PAN hadir di wilayah Papua dulu (Irian Jaya). PAN adalah sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah "Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam" (AD Bab II, Pasal 3 [2]). PAN didirikan pada tanggal 23 Agustus 1998 berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003. Ketua Umum saat ini adalah Zulkifli Hasan[1]. Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat oleh Soetrisno Bachir.[2] Ketua Dewan Kehormatan Partai dijabat oleh Amien Rais.

Saya sudah pengalaman yang cukup belajar didalam Partai politik (PAN). Maka saya kader Partai PAN mempertahankan loyalitas dan sprit untuk membesarkan dalam partai Pan.

Politikku dalam pileg kali ini,saya tidak menerapkan politik kotor, Saya mampu bertanggungjawab, konsisten, netral dan independensi dengan tujuan menjaga nama baik partainya dan beliau memiliki jiwa sosial dan tidak merugikan orang lain.

Pada tahun 2018 pilkada Kabupaten Panial pengalaman yang cukup dia pelajari dalam partai politik. Saya sebagi ketua tim pemenang dari Esebius Gobai calong Bupati Paniai.

Motivasi saya calon DPRD Paniai, buakan karena Uang dan Harta. Motivasinya karena Paniai ada masalah banyak. Tujuanya untuk ingin mencoba membasmikan masalah yang menumpuk di Paniai. Saya melihat dengan kekuatan " power people".

Saat ini, saya memilih dengan Moto " Cerdas, Tegas dan Berwibawah". moto yang Saya ambil adalah makna yang luas.
Penulis juga calon Anggota DPRD Dapil Ii. Pengalaman selama ini bersama ketua DPD PAN Paniai Esebius Gobai ternyata beliau mampu mengarahkan bertanggungjawab dalam persoalan kader partainya dalam pesta demokrasi kali ini.

Beliau bersama 25 caleg dari Pan sedang di perjuangkan ranah hukum. Dalam pertemuan internal, satu hal yang dia sampaikan adalah " Kader Pan tidak boleh melakukan anarkis dijelan pesta demokrasi, kita akan menempu jalur hukum" ternaya benar. Kader pan pun mengikuti komandonya pengurus Pan dengan menjaga mama baik partainya.


Landasan Pemikiran Saya Caleg DPRD

Kesadaran orang Asli Paniai, Papua perluh tumbuh dengan baik, jika orang papua tidak ada kesadaran dari saat ini maka akan terjadi kehilangan segala-galanya. Orang papua melepaskan tanahnya dengan paksa karena memang ditekan oleh kekuatan Militer dan undangan-undang atas nama pembangunan Nasional.

Orang non papua mau tinggal di Papua atau tidak semua tergantung pada setiap orang Papua . Karena orang non Papua tidak akan datang dan tinggal di Papua kalau tidak ada tempat dan tidak ada Tanah.

Tetapi, orang papua yang memberikan tempat maka kaum migran beranak cucu di Papua sampai terjadi kawin campur. Orang papua susah protes dan berteriak karena mereka menjadi bagian dari orang Papua dan pasti kleim diri bahwa ia orang Papua mempunyai hak yang sama karena saya lahir dan darah saya mendarat di atas tanah Papua sehingga saya tidak bisa pergi dari tanah Papua yang tercinta ini.

Suatu kebiasan orang Papua yang paling buruk adalah sehabis menjual tanah tidak mau berfikir mau bangun rumah permanen, atau tidak mau jadikan modal usaha, tetapi hasil jualnnya digunakan utuk membelanjakan uang itu dengan minuman keras, togel, Judi, sehabis uangnya, kembali menjual lagi tanah sisanya. Begitulah terus menerus dan lama kelamaan tanah miliknya sudah habis.

Akhirnya menjual tanah yang ada bangunan rumahnya. Akibatnya, istri dan anak-anak menjadi korban terlantar. Terjadilah pergeseran domisili secara fisik. Hal ini terjadi karena kurang adanya kesadaran tidak mengetahui masa depan anak dan istri sehingga ujung-ujung menjadi miskin dan melarat ditanahnya sendiri.

Sementara orang pendatang yang tadinya membeli tanah dari dia menjadi kaya dan senyuman manis menyindir dan menyakitkan. Itulah hasil yang harus diterima akibat perbuatannya yang menganggap rendah nilai tanah alih waris sebagi hak kesulungan warisan dan titipan nenek moyang orang Melanesia di Papua Barat ini.

Saya cukup banyak belajar dari beliau, saya bisa sampaikan terima kasih. Kakaku Esebius Gobai selamat memimpin Ketua DPRD Kabupaten Paniai. Kita sedang menunggu bola yang sedang jalang di MK yang akan di umumkan pada tanggal 6-9 Juli 2019.


Penulis Mahasiswa Uniyap kota studi jayapura.

Editor : Ernet   Eki Gobai

No comments

TERIMAH KASIH SUDAH MENGUNJUNGI KABAR MAHASISWA PAPUA